Kopi merupakan salah satu komoditas penting yang dikonsumsi oleh masyarakat di seluruh dunia. Dalam dunia kopi, terdapat dua varietas utama yang banyak dikenal, yaitu kopi robusta dan kopi arabika. Kedua jenis kopi ini memiliki karakteristik yang berbeda dan memerlukan pendekatan yang berbeda pula dalam penyusunannya. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang penyusunan tanaman kopi robusta dan arabika, termasuk kebutuhan tumbuh, pemilihan lokasi, persiapan lahan, perawatan, serta panen dan pengolahan hasil.

1. Kebutuhan Tumbuh Kopi robusta (Coffea canephora) dan kopi arabika (Coffea arabica) memiliki kebutuhan tumbuh yang berbeda. Kopi robusta tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 200 hingga 800 meter di atas permukaan laut, sedangkan kopi arabika lebih cocok untuk tumbuh di daerah dataran tinggi dengan ketinggian antara 600 hingga 2000 meter di atas permukaan laut. Suhu ideal untuk pertumbuhan kopi robusta adalah antara 24 hingga 30 derajat Celsius, sedangkan kopi arabika lebih menyukai suhu yang lebih sejuk, yaitu antara 15 hingga 24 derajat Celsius.
2. Pemilihan Lokasi Pemilihan lokasi yang tepat sangat penting dalam penyusunan tanaman kopi. Tanaman kopi membutuhkan paparan sinar matahari yang cukup, tetapi juga memerlukan perlindungan dari angin yang terlalu kencang. Kedua jenis kopi ini juga memerlukan tanah yang subur dengan pH antara 6 hingga 6,5. Drainase yang baik juga menjadi faktor penting untuk mencegah terjadinya genangan air yang dapat merusak akar tanaman kopi. Selain itu, perhatikan juga faktor kelembapan udara dan curah hujan yang sesuai dengan kebutuhan tanaman kopi.
3. Persiapan Lahan Sebelum menanam tanaman kopi, persiapan lahan yang baik sangat diperlukan. Langkah pertama adalah membersihkan lahan dari gulma dan sisa-sisa tanaman sebelumnya. Kemudian, dilakukan pengolahan tanah dengan metode penggemburan atau pengolahan guludan. Tanah yang telah digemburkan perlu diolah dengan pupuk organik atau pupuk kandang untuk meningkatkan kesuburan tanah. Setelah itu, lahan perlu ditata dalam bentuk bedengan atau tanaman berderet, tergantung dari sistem penanaman yang digunakan.
4. Penanaman dan Perawatan Penanaman bibit kopi dilakukan dengan jarak tanam yang cukup antara tanaman, biasanya sekitar 2-3 meter antara barisan dan 1-2 meter antara tanaman. Setelah penanaman, perlu dilakukan perawatan yang baik seperti penyiraman, pemupukan, dan pemangkasan. Penyiraman perlu dilakukan secara teratur, terutama pada musim kemarau. Pemupukan dapat dilakukan dengan pupuk buatan yang mengandung unsur nitrogen, fosfor, dan kalium sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pemangkasan dilakukan untuk menjaga bentuk tanaman, membuang ranting-ranting yang tidak produktif, dan memfasilitasi sirkulasi udara yang baik.
5. Panen dan Pengolahan Hasil Tanaman kopi robusta biasanya mulai berbuah setelah 2-3 tahun penanaman, sedangkan kopi arabika membutuhkan waktu lebih lama, yaitu sekitar 4-5 tahun. Panen dilakukan secara selektif dengan memetik buah kopi yang sudah masak secara bertahap. Buah kopi kemudian dipisahkan dari bijinya melalui proses pengolahan basah atau kering, tergantung pada metode yang diinginkan. Pengolahan basah dilakukan dengan menghilangkan lapisan kulit dan daging buah, sedangkan pengolahan kering dilakukan dengan mengeringkan buah kopi utuh secara keseluruhan sebelum biji dipecah dan dipisahkan.

Dalam menyusun tanaman kopi robusta dan arabika, penting untuk memperhatikan kebutuhan tumbuh, pemilihan lokasi yang tepat, persiapan lahan yang baik, perawatan yang optimal, serta panen dan pengolahan hasil yang benar. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, diharapkan petani kopi dapat menghasilkan biji kopi berkualitas tinggi yang memenuhi standar pasar global. Selain itu, pengembangan komunitas kopi juga dapat memberikan dampak ekonomi yang positif dalam masyarakat setempat.baca juga artikel tentang: proses pembuatan kopi bubuk tradisional