Apa Benar Mendengarkan Musik Sambil Mengemudi Bukan Obat Mengantuk?
Saat jalankan perjalanan jauh, rasa kantuk dan jenuh seringkali tidak sanggup dihindari. Durasi perjalanan yang lama dan pemandangan yang monoton sanggup jadi pemicunya. Ada beberapa hal yang biasa ditunaikan untuk mengurangi rasa kantuk tersebut.Beristirahat sejenak, mengonsumsi minuman berkafein, ataupun mendengarkan musik sembari melanjutkan perjalanan. Mendengarkan musik selama perjalanan mungkin jadi hal yang sering dilakukan, tapi hal ini tidak seluruhnya aman untuk pengemudi, khususnya sopir yang sudah merasa mengantuk dan letih."Sebetulnya itu (mendengarkan musik) menyiasati aja di gudang lagu. Mendengarkan musik, minum kopi, minum dorongan atau merokok, itu siasat pengemudi supaya tidak ngantuk. Padahal, otaknya sesungguhnya sudah hingga maksimal tuhMenurut Sony, siasat-siasat tersebut sesungguhnya membawa dampak pengemudi merasa seakan mereka tidak mengantuk. "Matanya tidak ngantuk. Tapi, otaknya yang 'tidur' nanti," ujarnya.Ia mengatakan, bahwa mendengarkan musik sambil berkendara kala kondisi mengantuk tidak aman dan tidak disarankan untuk dilakukan. "Dia (pengemudi) kudu langsung atur, di mana dia kudu langsung berhenti. Mengemudi maksimal tiga jam, jalankan perenggangan pada otot, saraf dan otak," ujarnya.Pada akhirnya, siasat terbaik untuk mengatasi rasa kantuk di perjalanan adalah tidur. Training Director The Real Driving Center (RDC) Marcell Kurniawan menyatakan bahwa tidak ada jalur lain untuk mengatasi rasa kantuk tak sekedar tidur."Obat ngantuk hanya tidur, segala bisnis menahan ngantuk tidak ada yang efektif Ia menegaskan, bahwa pengemudi sebaiknya istirahat yang cukup khususnya sebelum mengemudi jarak jauh. "Lakukan power nap, tidur 15-30 menit, istirahat setiap dua jam sekali. Pada istirahat ketiga, kudu power nap lagi. Jangan memaksakan diri," kata dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *