Jenis plastik yang tidak bisa didaur ulang merupakan masalah yang sudah lama menjadi perhatian di beberapa negara, termasuk Indonesia. Ada banyak jenis limbah yang memerlukan penanganan khusus seperti Limbah beracun atau B3.
Padahal, ada jenis sampah lain yang perlu mendapat perhatian khusus, yakni sampah plastik. Peningkatan sampah plastik di dunia dan penyebarannya yang lambat telah menjadi topik pembicaraan yang sangat penting, terutama karena produksinya yang sangat besar.
Menurut Bank Dunia, kota-kota besar dunia dapat menghasilkan hingga 1,3 miliar ton sampah plastik setiap tahunnya. Jumlah ini juga terus bertambah dan diperkirakan mencapai 2,2 miliar ton pada tahun 2025.
Dari total tersebut, sampah plastik menyumbang dominan 22-43 persen yang semuanya berakhir di TPA atau TPS. Dana yang digunakan terfokus pada ruang dan biaya pembangunan TPS tanpa keuntungan tambahan baik dari segi ekonomi maupun lingkungan .
Ada juga bahaya dari sisi ekosistem akibat penyebaran sampah plastik yang masif. Daratan, udara, dan laut juga mempengaruhi keberadaan sampah plastik berton-ton.Apa yang harus dihindari untuk mengurangi penyebaran sampah plastik?Sampah plastik yang tidak teratur tersebar di mana-mana, termasuk di laut, merusak ekosistem banyak tanaman dan hewan. Rantai makanan merupakan salah satu hal yang rusak, terutama pencemaran plastik yang mencederai status plankton sebagai organisme terkecil di dunia.
Plankton sendiri merupakan sumber makanan bagi ikan-ikan kecil, ketika penyebaran sampah plastik menyebar dan terurai menyebabkan kondisi mikroplastik yang juga dikonsumsi oleh ikan.
Kondisi ini mengakibatkan ikan yang ditujukan untuk konsumsi manusia mengandung bahan berbahaya yaitu mikroplastik. Selain hewan kecil, ikan besar juga bisa mengonsumsi makanan yang tercemar sampah plastik.Bukan itu saja, menurut National Oceanographic and Atmospheric Administration, jutaan burung dan ikan serta hingga 100.000 mamalia telah mati akibat penyebaran sampah plastik di berbagai lingkungan.
Pengelolaan sampah yang tidak tepat menjadi penyebab utama tersebarnya sampah plastik yang pada akhirnya merusak habitat ribuan spesies hewan dan tumbuhan.