PGN Bangun Dua HUB Tambahan di Arun dan Ambon
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN bakal membangun tiga Hub untuk menolong program gasifikasi pembangkit listrik. Tiga Hub berikut bakal menghubungkan jalur distribusi gas ke berbagai pembangkit listrik yang jumlahnya mencapai 52 pembangkit listrik.Syahrial Mukhtar, Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, mengungkapkan pembangunan infrastruktur LNG terbagi jadi tiga tempat yakni Area Barat, Area Tengah, dan Area Timur.Strategi berikut merupakan bagian dari penugasan pemerintah yakni Kepmen ESDM 13/2020 kepada PT Pertamina (Persero). Pertamina kemudian menugaskan subholding gas untuk sedia kan menjadi dari pasokan LNG sampai pelaksanaan pembangunan infrastruktur LNG untuk pembangkit listrik. Selanjutnya PGN bakal membangun infrastruktur LNG di delapan klaster sertifikasi bnsp.“Kami bakal membangun tiga Hub, yang pertama Area Barat bakal dibangun Hub di Terminal Arun, untuk bisa menyuplai kebutuhan gas di Nias, Krueng, dan sekitarnya. Kemudian Area Tengah, kami sudah mempunyai FSRU Lampung, dengan sistem breakbulking ke kapal-kapal kecil untuk menyuplai small LNG carrier. Jadi, nanti FSRU Lampung bisa dibawa ke Kalimantan, Bali, NTT, dan NTB,” kata Syahrial.Pada Area Timur bakal dibangun Hub, yang diperkiraan di Ambon untuk melayani Indonesia Tengah dan Timur layaknya Sulawesi, Maluku dan Papua.Syarial menyebutkan langkah quick win bakal dikerjakan dengan memanfaatkan pola operasi follower di wilayah PLTMG Nias, PLTMG Tanjung Selor, dan PLTMG Sorong yang ditargetkan selesai terhadap th. ini.“Pada langkah ini ditargetkan bisa sedia kan harga yang lebih rendah dari HSD di plant gate pembangkit PLN. Perkiraan penghematan atas konversi pemakaian HSD ke PLN pertahun terhadap langkah quick win ini estimasi sebesar Rp 200 Milyar,” ungkap Syahrial.Menurut Syahrial, PGN dan PLN menyepakati skema logistik yang paling optimal untuk wilayah Quick Win Nias memanfaatkan skema transportasi laut dengan LCT dan isotank, Tanjung Selor memanfaatkan transportasi darat dengan trucking dan isotank, tetapi Sorong memanfaatkan pipa gas.Setelah penandatanganan HoA yang dikerjakan Pertamina dan PLN dengan tidak benar satu isinya Pertamina sudah menunjuk dan menugaskan PGN sebagai Sub Holding Gas untuk lakukan penyediaan pasokan dan infrastruktur, maka PGN sudah lakukan koordinasi secara intensif dengan PLN untuk merampungkan perjanjian komersial untuk jangka waktu 20 th. untuk langkah quick win. Sejauh ini para pihak berkerja serupa dengan baik dan membuahkan progres yang positif.PGN sendiri menargetkan didalam waktu tidak lebih dari dua sampai tiga tahun, program konversi pembangkit listrik BBM ke gas alam sudah terealisasi. Proyek ini termasuk termasuk ke didalam Proyek Strategis Nasional (PSN) dan butuh investasi yang terlampau besar.Suko Hartono, Direktur Utama PGN, menjelaskan bahwa langkah strategis ini untuk memperkuat struktur bisnis subholding gas dan mencapai kesempatan pertumbuhan bisnis dari meningkatnya kebutuhan didalam negeri bakal pasokan gas untuk menolong pembangunan pembangkit listrik.“Selain itu, jadi tanggapan PGN didalam menolong program pemerintah menargetkan perbaikan bauran energi primer bagi pembangkit listrik PLN, sekaligus turunkan emisi gas tempat tinggal kaca,” kata Suko

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *